Israel dan Palestina punya konflik abadi. Tapi pemuda-pemudi kedua negara itu kini punya satu kesamaan: tergila-gila budaya pop Korea, yang kerap disebut Hallyu. Remaja Israel dan Palestina sedang terjangkit demam Korea, apakah itu lagu Korea atau K-pop maupun drama Korea. Al Arabiya, Senin 12 Agustus 2013, melansir soal fenomena budaya ini berdasarkan laporan dari kantor berita BBC pada 7 Agustus lalu. BBC menurunkan sebuah tulisan bertajuk “Timur Tengah: K-pop membawa harapan untuk perdamaian”.
“Ketika para negosiator berupaya mencari langkah baru untuk mencari kesamaan dasar untuk perdamaian yang abadi, pikiran para pemuda di kawasan itu teralihkan dengan kehadiran K-pop,” demikian diberitakan BBC. Menurut para peneliti di Universitas Hebrew, Yerusalem, K-pop awalnya menginvasi Israel. Namun, perlahan-lahan dampaknya menjalar ke Palestina.
Di mata salah satu peneliti, Nissim Atmazgin, kesuksesan K-pop menggaet hati para pemuda di kedua negara tersebut karena budaya Korea itu dianggap sebagai budaya kapital. “K-pop dianggap sebagai sesuatu yang membuat mereka terlihat menonjol,” kata Atmazgin.
Selain K-pop, kepopuleran drama Korea juga tak kalah dahsyat. Warga Israel dan Palestina menyambut hangat kehadiran drama Korea di negara mereka. “Drama Korea menunjukkan bagaimana masyarakat mereka dapat tetap mempertahankan kebudayaan tradisional di tengah-tengah hegemoni modernitas,” tulis BBC.
Selain itu, karakter pemeran utama drama Korea dinilai selalu bersikap positif di tengah konflik yang tengah melanda. Menurut laporan sebuah majalah ekonomi Israel, Calcalist, kini ada sekitar 5.000 fans K-pop di Israel dan 3.000an di Palestina.
Jumlah ini diperkirakan akan meningkat berkali lipat di masa mendatang. Sebagai bukti, saat ini sebuah acara tahunan K-pop rutin diselenggarakan di Israel, dan jumlah pengunjung acara tersebut terus membludak selama tiga tahun terakhir.
Mesir, Iran, Arab Saudi
Budaya K-pop juga mulai memperoleh tempat di hati masyarakat Mesir, Iran, dan Arab Saudi. Hal ini terjadi sejak media Korea bernama Grup Media Global Korea meluncurkan tayangan Korea untuk pemirsa Timur Tengah pada tahun 2008. Program itu dinamakan TV Korea.
Presiden Grup Media Global Korea, Lee Kyu-chung, mengatakan penduduk Korea dengan Timur Tengah memiliki satu kesamaan, yakni masih menghargai nilai-nilai kekeluargaan. “Selain itu mereka juga menikmati kisah cinta, sehingga kami berharap melalui tayangan ini dapat menjadi jembatan bagi perbedaan di antara beberapa negara,” ungkap Kyu-chung sebagaimana dikutip laman Saudi Gazette.
Seorang siswi SMA di Arab Saudi, Samira, mengatakan kenal drama Korea sejak tahun 2001. “Awalnya saya tidak tertarik menonton satu tayangan yang bahasanya tidak saya mengerti. Tapi kemudian saya teracuni dengan produksi yang menarik dan elegan, jalan cerita dan akting yang bagus, lagu latar yang keren, serta lokasi pengambilan gambar yang indah,” kata Samira.
Mesir mulai berkenalan dengan drama Korea ketika serial Autumn in My Heart yang diperankan aktris Song Hye Kyo dan aktor Won Bin, tayang di sana. Di Iran, drama Winter Sonata yang diperankan aktor Bae Yong Jun menjadi serial Korea pertama yang masuk ke Negeri 1001 Malam itu.
Baca juga: Atribut Tag.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar