Anas Urbaningrum tak mau mengomentari lebih jauh desakan Ruhut Sitompul yang meminta agar Anas mundur sementara dari jabatan ketua umum DPP Partai Demokrat. "Bagi saya tidak ada yang lebih penting ketimbang kerja konsolidasi partai," kata Anas di Buleleng, Bali, Jumat 6 Juli 2012.
"Jadi, hal-hal di luar itu bukan menjadi prioritas perhatian saya," tambahnya. Soal kasus dugaan korupsi proyek di Hambalang, yang kini membelitnya, Anas meminta agar diserahkan sepenuhnya dipercayakan kepada proses hukum di komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Memang saya tahu diolah-olah sebagai opini. Itu hal yang biasa saja. Tetapi yang penting, kalau masalah hukum silakan berproses dengan pendekatan hukum. Dan itu tidak memengaruhi kinerja partai dan kader-kader partai," tuturnya.
"Sudah saya jelaskan semua di sana. Saya kira tidak perlu menjadi bahan opini karena biar menjadi proses hukum," katanya.
Sebelumnya, Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul meminta agar Anas menanggalkan jabatannya sebagai ketua umum selama menjalani proses hukum di KPK.
"Sekarang diperiksa pun, masalah ini masih nyambung terus. Terus dipolitisir. Karena itu, Anas harus legowo mundur sementara. Jangan bebani partai," kata Ruhut, 27 Juni 2012. "Kalau Anas seorang ksatria, kalau Anas sayang partai ini, mundur!."
Anas kerap disebut oleh bekas Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin, terlibat kasus ini. Nazar mengatakan uang hasil korupsi proyek Hambalang ini digunakan untuk memenangkan Anas sebagai ketua umum dalam kongres partai di Bandung pada 2010.
Namun, Anas membantah tudingan itu. Dia menyatakan haram membeli suara untuk kemenangannya. Dia juga membantah terlibat korupsi Hambalang. Bahkan, Anas siap digantung di Monas jika terbukti menikmati uang korupsi proyek Hambalang.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
7 tahun yang lalu

0 komentar:
Posting Komentar